Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber pada Latihan Kader II (Intermediate Training) Tingkat Nasional HMI Cabang Padangsidimpuan–Tapanuli Selatan, di Mess Pemprovsu, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel, Minggu (21/9/2025).

Dalam materinya yang bertajuk Islam dan Gerakan Sosial: Peran dan Tantangannya, Jafar menekankan bahwa Islam bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga panduan untuk membangun keadilan sosial, memperkuat persaudaraan, dan menegakkan nilai amar ma’ruf nahi munkar.

“Nilai-nilai Islam seharusnya menjadi landasan setiap kader HMI dalam bergerak dan berbuat. Gerakan sosial harus lahir dari kepedulian dan keberanian membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyinggung sejarah panjang peran umat Islam dalam mendorong perubahan, mulai dari perjuangan Rasulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, hingga lahirnya organisasi Islam modern seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan HMI yang berdiri sejak 1947.

Menurut Jafar, generasi muda saat ini dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari derasnya arus informasi digital, pragmatisme politik, hingga ketimpangan sosial. Karena itu, ia mendorong kader HMI agar memperkuat gerakan intelektual, turun langsung ke masyarakat, dan menggunakan media sosial secara positif.

“Indonesia membutuhkan anak muda yang bukan hanya cerdas, tetapi juga peduli dan berani membawa nilai Islam dalam gerakan sosial. Dari HMI-lah kita berharap lahir pemimpin yang tangguh, berintegritas, dan siap menjawab tantangan zaman,” tegasnya.

Forum LK II ini sendiri menjadi ajang pembinaan kader HMI dari berbagai daerah di Indonesia, sekaligus ruang untuk memperluas wawasan, mengasah kepekaan sosial, dan membangun jejaring kepemimpinan nasional. (Zaki)