Jum'at, 07 November 2025
Follow Us ON :
 
| Lapas Pasir Pengaraian Jadi Lokasi Cek Kesehatan Gratis | | Sat Tahti Polres Rohul Gelar Binrohtal, Bangun Keimanan dan Harapan bagi Para Tahanan | | Kolaborasi Dinkes dan Lapas Pasir Pangarayan,Cek Kesehatan Gratis Sambut HKN 2025 | | Lapas Pasir Pangarayan Siap Terapkan Sistem E-Katalog untuk Pengadaan BAMA 2026 | | Jambore PKK Bintan 2025 Resmi Ditutup, Kecamatan Toapaya Raih Juara Umum | | Imigrasi Karimun Ajak Siswa dan Guru Sosialisasi Pencegahan TPPO
 
Kuasa Hukum KOPPSA-M Meminta KPK Segera Mengusut Dugaan Korupsi PTPN IV Regional III
Rabu, 09-04-2025 - 23:50:42 WIB

TERKAIT:
   
 

KupasKasus.com, Bangkinang - Kuasa Hukum Koppsa-M, Armilis Ramaini, S.H., meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera bertindak, melakukan pengusutan dugaan korupsi dana Rp 140 Miliar oleh pihak PTPN IV Regional III.

Dana yang bersumber dari kredit bank itu, kata Armilis, seyogianya digunakan untuk pembangunan kebun kelapa sawit petani di Siak Hulu. 

"Tetapi pihak PTPN sudah mengorup sebagian besar dana itu dengan menjadikan petani dan koperasi (KOPPSA-M) sebagai tumbal," kata Armilis usai persidangan di PN Bangkinang, Selasa (8/4).

Pernyataan Armilis itu sebenarnya mengacu pada hasil persidangan Selasa (8/4).  Dari sidang yang  menghadirkan dua orang Saksi: Sediaro Harefa dan Meto Lase terungkap fakta-fakta rekayasa penanaman sampai kepada mark-up pendanaan melalui upah buruh dan pekerja. 

Menurut Armilis, nilai mark-up nya mencapai ratuan miliar. "Fakta-fakta persidangan sejauh ini sudah berhasil mengungkap sindikasi dan niat jahat pihak PTPN IV untuk mengorup dana ratusan miliar ini. Makanya, kita meminta KPK segera bertindak," kata Armilis.

Seperti terungkap di persidangan kemarin (8/4). Kedua Saksi dalam keterangannya menyatakan sewaktu bekerja sebagai tenaga penanam dan perawat kebun oleh  PTPN IV telah terjadi mark-up biaya pembangunan kebun. 

Parahnya lagi, pembangunan kebun tidak dilaksanakan sesuai standar operasional (SOP). Penanaman sawit dan dilakukan secara asal-asalan.

Dalam sidang yang dipimpin langssung Ketua PN Bangkinang Sony Nugraha itu, Saksi Harefa mengatakan, dia melakukan kerjasama penanaman dan perawatan kebun dari tahun 2005-2014. 

Pada waktu penanaman awal, akses jalan menuju lokasi penanaman tidak ada sama sekali. Akibatnya, pengangkutan bibit ke lokasi penanaman dilakukan secara manual. 

Dijelaslannya, karena ukuran polibek bibit sawit sangat besar dan beratnya bisa mencapai 50 kg untuk setiap polibek, pekerja terpaksa memecah polibek dan membuang tanah yang ada. 

"Setelah polibek dipecah dan tanah dibuang barulah diangkut secara manual dengan cara dipikul,” ujarnya.

Setelah sampai di titik tanam, katanya bibit sawit ditanam tidak sesuai standar penanaman sawit. Penanaman dilakukan dengan membuat lobang tanam dengan cara ditugal. 

Padahal, penanaman sawit yang benar dilakukan dengan cara membuat lobang tanam dengan dicangkul. “Bibit yang tinggal bonggol dan pohonnya langsung ditanam dengan cara ditugal. Dan itu tidak sesuai dengan standar penanaman sawit yang berlaku,” kata Harefa.

Penanaman bibit sawit dengan cara memecah polibek dan membuang tanah itu katanya, berdasarkan usulan mandor penanaman yang merupakan karywan PTPN IV. 

Sebab, pekerja merasa tidak sanggup melansir bibit karena akses jalan ke lokasi tanam tidak bisa dilewati. Ditambah lagi upah tanam yan sangat rendah dari upah tanam yang berlaku di tempat lain. 

Pekerja, kata Harefa  terpaksa membelah polibek dan membuang tanah karena tidak sanggup melansir bibit ke lokasi tanam karena akses jalan tidak ada. 

"Ditambah lagi upah tanam sangat rendah berkisar antara 1200-1500 per pohon. Padahal di tempat lain upah tanah sudah 5000 per pohon,” tegasnya.

Parahnya lagi, jelas Harefa, pada waktu pembayaran gaji tidak dilakukan sesuai dengan volume atau beban dan luasan kerja yang dilaksanakan. Pembayaran gaji juga tidak dilakukan memakai kwitansi tetapi hnaya memakai kertas kosong. 

Harefa menyebut, pada waktu pembayaan gaji tidak dilakukan sesuai bobot kerja yang kami lakukan. Tetapi angkanya dinaikkan berkali lipat. 

Misalnya upah kerja  hanya 5 juta tetapi dicantumkan sebesar 15 juta, artinya terjadi penambahan (mark up) biaya pembangunan berkali lipat. "Mark up biaya ini terjadi setiap kali pembayaran gaji," ujar Harefa.

Harefa menambahkan, karena kondisi jalan yang tidak ada maka perawatan kebun hanya dilakukan di areal pinggir jalan saja. Sedangkan, dibagian belakang kebun tidak terawat sama sekali sehingga menjadi hutan dan semak belukar.

“Perawatan hanya dilakukan pada tanaman sawit dipinggir jalan saja sebanyak 5-7 baris tanaman. Sedangkan dibagian belakang kebun tidak terawat sehingga ditumbuhi kayu mahang dan semak belukar,” katanya.

Senada dengan Harefa, Saksi Meto Lase juga memberikan keterangan serupa. Lase yang bekerja dari tahun 2008 sampai tahun 2022 mengatakan bahwa dia bekerja di area 500. 

Di lokasi ini, kata Lase penanaman juga dilakukan tidak sesuai standar penanaman sawit yang baik. Hal ini disebabkan oleh akses jalan yang tidak ada. 

Akibatnya penanaman dilakukan dengan cara membelah polibek dan membuang tanah yang ada. Akibatnya, banyak sawit yang ditanam mati dan kurang baik pertumbuhannya. 

“Sawit yang ditanam banyak yang mati atau tidak baik pertumbuhannya, Bahkan dibeberapa blok tanaman menjadi fuso,” katanya. 

Tanaman yang mati katanya memang dilakukan penyisipan tetapi tidak dilakukan secara serentak. Parahnya pada waktu penamanan tidak diberi dolomit untuk menurunkan keasaman tanah. 

Pemupukan tanaman dalam rentang waktu 2008-2022 hanya dilakukan sebanyak dua kali. Akibatnya tanaman tidak tumbuh secara normal. 

“Idealnya pemupukan sawit dilakukan tiga kali setahun. Tapi tanaman di areal kebun PTPN IV hanya dipupuk sebanyak dua  kali selama tahun 2008 sampai tahun 2022," ujar Lase.

Kondisi kebun mulai membaik sejak Koppsa M dipimpin oleh Antony Hamzah. Karena pada waktu itu, akses jalan sudah baik dan perawatan kebun dilkukan secara intensif. 

"Bahkan pada waktu Koppsa M dipimpin Nusirwan, kondisi jalan dan kebun menjadi lebih baik. Hal itu dapat dilihat dari perbaikan kondisi tanaman sawit dan tejadi peningkatan produksi buah,” pungkasnya.

Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456
Via E-mail: [email protected]
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda)



 
Berita Lainnya :
  • Kuasa Hukum KOPPSA-M Meminta KPK Segera Mengusut Dugaan Korupsi PTPN IV Regional III
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Lapas Pasir Pengaraian Jadi Lokasi Cek Kesehatan Gratis
    02 Sat Tahti Polres Rohul Gelar Binrohtal, Bangun Keimanan dan Harapan bagi Para Tahanan
    03 Kolaborasi Dinkes dan Lapas Pasir Pangarayan,Cek Kesehatan Gratis Sambut HKN 2025
    04 Lapas Pasir Pangarayan Siap Terapkan Sistem E-Katalog untuk Pengadaan BAMA 2026
    05 Jambore PKK Bintan 2025 Resmi Ditutup, Kecamatan Toapaya Raih Juara Umum
    06 Imigrasi Karimun Ajak Siswa dan Guru Sosialisasi Pencegahan TPPO
    07 Pemkab Rohul Jawab Pandangan Fraksi DPRD Terkait Ranperda Pembentukan Produk Hukum Daerah
    08 Helat Pelalawan ke-26 Ditutup Meriah, Silet Open Up dan Diva Aurel Guncang Pelalawan dengan Tabola Bale
    09 Siap Jadi Ranperda dan Diusulkan, Pembentukan BUMD Bintan Karya Bahari Masuki Tahapan Uji Publik
    10 Nikah Massal Gratis Pemerintah Kota Pekanbaru Sudah Didaftar 43 Calon Pasutri
    11 Lapas Pasir Pangarayan Gelar “Sambung Rasa dan Edukasi Kesehatan” untuk Warga Binaan
    12 Tinjau Pasar Murah, Bupati Roby : Ini Upaya Memastikan Stabilitas Harga dan Daya Beli Masyarakat
    13 Hujan Tak Surutkan Semangat, MTQ ke-57 Kota Pekanbaru Berlangsung Meriah
    14 EFRI PC Suka Maju Tambusai Juara I KNPI Cup 2025, Semangat Pemuda Rohul Terus Berkobar
    15 Upacara Hari Sumpah Pemuda, DPRD Kabupaten Inhil Dukung Pemda Memperkokoh Nilai-nilai Kebangsaan
    16 Sebagai Leading Sector TIMPORA, Imigrasi Karimun Senantiasa Berkoordinasi dengan Instansi Vertikal
    17 Kemendagri: Penindakan Kepolisian di Riau Sudah Sesuai Hukum, Legalitas Ormas Ditinjau Kemenkum
    18 Lantik 17 Pejabat Fungsional, Wabup Bintan Deby Maryanti Tekankan Harus Utamakan Pelayanan Publik
    19 Bupati Anton Letakkan Batu Pertama Pembangunan MAS Tahfidz Rokan Hulu
    20 Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal, Bupati Roby Terima Penghargaan Tribun Batam Awards 2025
    21 Festival Kenduri Rakyat Tutup Meriah HUT ke-26 Rokan Hulu
    22 Malam Puncak HUT ke-26 Rokan Hulu: Kotak, Rayola, dan Mardon D’Academy Guncang Panggung
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | DPRD Tanjung Pinang | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © kupaskasus.com | lebih dalam, lebih baru, lebih penting