KupasKasus.com, Rengat - Yopi Arianto, mantan Bupati Indragiri Hulu (Inhu) yang menjabat pada periode 2010-2015 dan 2015-2020, "turun gunung" meluruskan sejarah terkait peta pembangunan di Inhu. Menurutnya, perubahan pembangunan diberbagai sektor telah dimulai sejak 14 tahun lalu, tepatnya di awal kepemimpinanya pada 2010 dan terus berlanjut hingga saat masa kepemimpinan Bupati Rezita Meylani Yopi SE.
Pernyataan ini disampaikan Yopi dihadapan ribuan relawan READY pendukung Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3, Rezita-Suhardi dalam acara silaturahmi sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Rumah Pemenangan READY di Jalan Patimura, Rengat, pada Minggu (29/9/2024).
Yopi mengatakan bahwa di awal masa jabatannya, kondisi Inhu tertinggal di hampir semua sektor, terutama infrastruktur dan program-program kerakyatan. "Kita tidak boleh melupakan sejarah gerakan perubahan di Inhu, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya", sebutnya mengutip filsafat Presiden RI Pertama, Bung Karno.
Ketika menjabat sebagai bupati, Yopi yang kini menjabat sebagai Sekretaris DPW Partai NasDem Riau mengaku melihat kondisi Inhu saat itu masih sangat tertinggal. Masalah besar diantaranya adalah kurangnya penerangan listrik, lemahnya layanan kesehatan dan pendidikan serta buruknya infrastruktur jalan.
Bahkan, kondisi kantor bupati yang seharusnya menjadi ikon fasilitas pemerintah saat itu terbengkalai karena terbakar dan tidak dapat difungsikan untuk pelayanan publik.
Namun, dengan semangat perubahan, Yopi yang tercatat sebagai kepala daerah termuda di Indonesia oleh MURI mulai membenahi sektor-sektor penting. Infrastruktur jalan kabupaten dan jaringan penerangan listrik menjadi prioritas mengingat pada saat itu hanya sekitar 40 persen wilayah di 14 kecamatan di Inhu yang teraliri listrik PLN.
"Selama lima tahun pertama, saya fokus pada penerangan, sehingga hampir semua desa telah teraliri listrik. Meski masih ada yang belum, itu hanya wilayah pemukiman baru yang jauh dari induk desa," ungkap Yopi.
Di sektor infrastruktur, Yopi juga menggenjot pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan kecamatan dengan sentra-sentra pasar. Akses jalan ini sangat penting bagi para petani untuk menjual hasil panennya ke pusat industri hilirisasi. Selain itu, program air bersih juga digalakkan hingga mampu menjangkau hampir seluruh kecamatan di Inhu.
Pembangunan pasar juga menjadi perhatian. Pasar-pasar tradisional di beberapa kecamatan diubah menjadi pasar semi modern, seperti Pasar Rakyat Rengat, Pasar Soegih Belilas, Pasar Pekan Heran, dan Pasar Japura. Pusat pasar merupakan pusat perdagangan masyarakat dan itu berhasil kita tingkatkan.
"Pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan, dengan pembangunan fisik RSUD Indrasari Pematang Reba serta Puskesmas di setiap kecamatan. Hal ini bertujuan menciptakan masyarakat Inhu yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani," kata Yopi.
Kemudian, untuk dunia pendidikan juga berhasil dilakukan perubahan. Atas prestasi itu Yopi menerima penghargaan Dwipa Praja Nugraha dan menjadi satu-satunya kepala daerah di Riau sebagai penerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Karena bagi Yopi, tidak ada kata menyerah untuk membangun Kabupaten Inhu termasuk dalam bidang pendidikan karena pendidikan merupakan lokomotif pembangunan. Pemkab Inhu menyadari betul bahwa memajukan dunia pendidikan guna mewujudkan generasi muda yang kreatif dan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni adalah sebuah keharusan yang perlu didukung semua pihak.
Oleh karena itu, prestasi -prestasi di dunia pendidikan kerap didapatkan Kabupaten Inhu. Disatu sisi, Pemkab Inhu juga mendukung penuh adanya ke sekolah yang berbasis pendidikan agama, seperti Pondok Pesantren. Jadi, sekarang apa lagi yang perlu diubah? "tanya Yopi kepada ribuan relawan READY, dijawab dengan tawa. Yang perlu diubah mungkin hanya Perda dan itu wajar saja," tambahnya, disambut sorak-sorai relawan.
Yopi juga menilai kepemimpinan Rezita Meylani selama 3,5 tahun berjalan dengan baik, meskipun dihadapkan pada tantangan pandemi Covid-19. Selama hampir dua tahun sebagian besar anggaran APBD dialihkan untuk penanggulangan Covid-19 yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
Bupati Rezita lebih mementingkan dan mengutamakan nyawa dan kesehatan masyarakat daripada pembangunan fisik. Untuk apa ada pembangunan jika masyarakat tidak selamat dari Covid-19. Setelah pandemi mereda, pembangunan infrastruktur kembali dimaksimalkan sesuai dengan strategi pembangunan Inhu yang telah dirancang sejak awal.
"Inhu hanya tinggal memaksimalkan program-program pembangunan yang ada," tegas Yopi dihadapan ribuan relawan dan sejumlah pimpinan Parpol yang hadir.
Yopi juga menekankan agar seluruh tim dan relawan tetap menjaga etika berpolitik dan berfokus pada penyampaian program-program unggulan pasangan READY. Ia mengingatkan bahwa strategi yang paling efektif untuk memenangkan READY adalah dengan memaparkan solusi konkret bagi masyarakat bukan dengan menjatuhkan lawan politik.
Kita harus menjual program, bukan menjual kejelekan lawan. Masyarakat Inhu perlu solusi bukan saling menjatuhkan. Saya harap seluruh relawan bisa menyampaikan program-program unggulan pasangan READY dengan baik dan jelas kepada masyarakat.
Selain itu, Yopi mengingatkan agar para relawan tidak terpengaruh oleh isu-isu negatif dan tetap menjaga persatuan. Ia meminta agar tidak ada yang menyebarkan informasi yang tidak benar atau terlibat dalam kampanye hitam.
"Jaga kekompakan dan jangan terprovokasi dengan isu-isu yang bisa memecah belah sesama anak bangsa. Jangan ada yang menyebarkan hoaks atau berpartisipasi dalam kampanye hitam, kita harus bersaing secara sehat," pungkasnya. (Rilis).
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto?
Silakan SMS/WatsApp ke 0852-6599-9456 Via E-mail: redaksikupaskasus@gmail.com
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda) |
Komentar Anda :